Menu

Asal-Usul Soto dan cara membuat soto yang enak dan gurih.




Siapa sih yang gk kenal soto ? Salah satu kreasi masakan dari Indonesia ini sangat banyak sekali penggemarnya lho.. !!
Rasanya yang sangat enak dan gurih, membuat lidah para penggemar soto tidak berhenti bergoyang dan pengen makan lagi dan lagi.

Keunikan dari soto ini adalah dari variasinya. Dan hampir tiap kota memiliki nama masing-masing, yang biasanya diambil dari tempat atau bahan utamanya.
Misalnya Soto Betawi, Soto Lamongan, Soto Bandung, Soto Ayam, Soto Babat dan masih banyak lagi.

A) Asal-Usul Soto
Soto salah satu kreasi masakan yang populer di Indonesia, konon asalnya dari negri Cina.
   Seiring Berjalannya waktu, bumbu-bumbu soto pun disesuaikan agar pas dengan lidah orang Indonesia, maka lahirlah Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Madura, Soto Bangkong, Tauto Pekalongan, Sauto Tegal dan masih banyak lagi.
 
   Menurut Dennys Lombard, dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya,
 
   asal mula Soto adalah makanan Cina bernama Caudo, pertama kali populer di wilayah Semarang. Dari Caudo lambat laun menjadi Soto, orang Makassar menyebutnya Coto, dan orang Pekalongan menyebutnya Tauto bahkan beberapa tempat ada yang menyebutnya Sauto.
 
   Antropolog dari Universitas Gadjah Mada, Dr Lono Simatupang, mengemukakan bahwa,
 
   Soto merupakan campuran dari berbagai macam tradisi. Di dalamnya ada pengaruh lokal dan budaya lain. Mi atau soun pada soto, misalnya, berasal dari tradisi China. China-lah yang memiliki teknologi membuat mi dan soun.
 Soto juga kemungkinan mendapat pengaruh dari budaya India.
 Ada beberapa soto yang menggunakan kunyit. Ini seperti kari dari India.

 Karena Soto merupakan campuran dari berbagai tradisi, ungkap Lono, asal-usulnya menjadi sulit ditelusuri.

 Soto itu seperti dangdut yang mendapat dari berbagai tradisi, Tapi kita tidak membahas dangdut disini hehe !!
 Penyebaran soto ke berbagai daerah di Indonesia seiring dengan penyebaran manusia. Makanan yang tersebar itu kemudian bisa diterima di tempat lain.

 Selain itu, makanan juga menyebar karena ada proses industri. Penyebaran ini, lanjut Lono, diikuti dengan upaya lokalitas. Proses lokalitas soto mungkin sama seperti lokalitas Islam maupun Kristen di Indonesia.

 Inilah penyebab terjadinya berbagai macam soto di Indonesia.

 Konon di seluruh wilayah Kudus, dan beberapa daerdah disekirnya bahkan di Pekalongan, ada larangan untuk menyembelih sapi.

 Budaya ini adalah warisan budaya Hindu Jawa yang menganggap sapi sebagai hewan suci, sehingga tidak boleh disembelih atau dimakan.

 Walaupun budaya Hindu sudah hilang pengaruh sejak kisaran 800 tahun yang lalu, kebiasaan tidak memakan sapi masih diwariskan hingga sekarang.

 Warisan Hindu yang ada di Indonesia disimbolkan dengan pilihan daging ayam dan kerbau. Mereka sendiri tidak suka memakan sapi, namun lebih suka memakan daging kerbau.

 Alhasil, segalanya serba kerbau seperti, sate kerbau, pindang tetel kerbau, dan tentu saja soto/tauto daging kerbau.

 Orang Cina memiliki aturan dalam makan seperti, larangan makan daging kerbau, menyisakan makanan terutama nasi.

 Aturan itu sudah lama ditinggalkan oleh orang Cina saat ini.

 Bumbu-bumbu yang digunakan pun bercita rasa Jawa, seperti pengguanaan kemiri dan perasan jeruk limau sebagai kondimennya.

 Penghidangannya bisa dipilih, apakah langsung dicampur dengan nasinya atau dipisah.

 Penyajian yang asli adalah dimana nasinya langsung dicampur dengan soto, sesuai selera Jawa yang selalu menyajikan nasi sebagai makanan pokok.

 Serbuk koya yang juga ditemukan di lontong 'Cap Go Meh' adalah budaya kuliner Tionghoa peranakan.

 Serbuk ini dibuat dari santan kelapa yang dikeringkan, berfungsi sebagai penyedap rasa dan penambah tekstur.

 Berbeda dengan Soto Ayam Lombok di Malang, koyanya disini sudah ditakar dan tidak bisa ditakar sendiri.

 Irisan bawang putih yang digoreng kering, juga merupakan jejak budaya Tionghoa. Cara memasak seperti ini jelas masakan Tionghoa, seperti ditemukan dimasakan Tionghoa pontianak.

B) Resep Membuat Soto Lamongan yang enak dan gurih.
Soto Ayam Lamongan sudah sangat terkenal sekali di Nusantara. Soto khas daerdah lamongan ini rasanya sangat enak dan gurih sekali.

   Nah bagi yang ingin mencoba membuatnya sendiri dirumah dan ingin berkreasi sendiri, simaklah bahan dan cara pembuatanya.
 
  1) Bahan Soto Lamongan:
   - 1 Ekor ayam kampung belah menjadi 4 bagian.
   - 200 ml air.
   - 6 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya.
   - 3 batang serai memarkan.
   - 1 sendok makan gula pasir.
   - 1 sendok teh merica bubuk.
   - 2 sendok makan garam.
   Minyak untuk menumis dan menggoreng.

  2) Bumbu-bumbu yang dihaluskan:
   - 6 siung bawang putih.
   - 2 cm jahe.
   - 4 butir kemiri sangray.
   - 4 cm kunyit dibakar.
   - 10 butir bawang merah.
 
  3) Bahan-bahan untk membuat sambal:
- 1/4 sendok teh garam.
- 12 buah cabai rawit merah.
- 3 siung bawang putih.
- 4 buah cabai merah.

  4) Sekarang, Cara Pembuatan Soto Lamongan:
- Rebus air sebanyak 2 liter (2000 ml) bersama dengan ayam yang telah dipotong menjadi 4 bagian hingga mendidih.
- Panaskan minyak (kira-kira 2 sendok makan) dan tumis bumbu yang telah dihaluskan dengan daun jeruk dan serai hingga menjadi harum. Kemudian tuangkan ke dalam air rebusan ayam.
- Masukkan juga merica bubuk, garam dan juga gula pasir. Masak hingga matang lalu angkat dan keluarkan daging ayam. Kaldu rebusan ayamnya disisihkan.
- Setelah itu, panaskan minyak yang agak banyak dan goreng daging ayam hingga warnanya kecoklatan. Angkat ayam lalu kita suir-suir.

 5) Membuat bahan Sambal untuk Soto Lamongan:
- Rebus cabai rawit merah, bawang putih dan cabai merah hingga layu. Angkat dan taruh bersama garam kemudian haluskan.

 6) Cara Menyajikan Soto Lamongan:
- Sajikan kuah soto (kaldu dari rebusan ayam) dengan daging yang sudah kita suir-suir tadi, sambal dan bahan pelengkap soto.
- Soto siap disajikan , dan sudah siap dimakan !!

----------- Selamat Mencoba , Semoga bermanfaat -----------

0 comments:

Post a Comment

 
Top